Sabtu, Julai 13, 2024

Fick's law of Diffusion

Fick's law describes the rate at which particles (such as molecules, atoms, or ions) diffuse through a medium. It helps us explain how substances spread and equalize concentrations in various contexts.

Fick's First Law
- The movement of particles from regions of high concentration to areas of low concentration (diffusive flux) is directly proportional to the particle’s concentration gradient.



- In simpler terms, a solute will move from an area of high concentration to a low concentration across a concentration gradient.

- Mathematically, Fick's first law can be expressed as
$$J=-D\frac{dC}{dx}$$
where:
-  (J) represents the diffusive flux (amount of substance passing through a unit area per unit time).

- (D) is the diffusion coefficient (specific to the substance and the medium).

- \(\frac{{dC}}{{dx}}\) is the concentration gradient (change in concentration with respect to distance).

Fick's Second Law
- This law predicts how the concentration gradient changes with time due to diffusion.

- It helps describe how the concentration profile evolves over time.


- The second law is derived from the first law and is identical to the diffusion equation,
$$\frac{{\partial C}}{{\partial t}} = D \nabla^2 C$$
Fickian Diffusion:
- When a diffusion process follows Fick’s laws, it is called normal or Fickian diffusion.

- In cases where diffusion deviates from Fick’s laws (such as diffusion through porous media or swelling penetrants), it is referred to as non-Fickian diffusion.
Share:

Hydrodynamic Dispersion, Random-walk models & Advection-Diffusion Equation

Hydrodynamic Dispersion:
Definition:
Hydrodynamic dispersion is the combined effect of molecular diffusion and mechanical dispersion in porous media, such as groundwater flow through soil or rock.

Components:
Advection: This represents the bulk movement of solutes due to the flow of water (pore water velocity, denoted as v).

Dispersion: Dispersion includes mechanical dispersion (due to variations in flow paths) and molecular diffusion (random movement of solute particles).

Advection-Diffusion Equation:
Purpose:
The advection-diffusion equation describes the transport of solutes (e.g., chemicals, heat, or contaminants) in a fluid medium.

Applicability:
The advection-diffusion equation is commonly used for modelling solute transport in porous media, including groundwater flow. It considers both advection (bulk flow) and diffusion (dispersion).

Components:
Advection: Represents the advective transport due to fluid flow.

Diffusion: Describes the dispersion caused by molecular diffusion.

Mathematical Representation:
$$\frac{\partial C}{\partial t}=-\:v\frac{\partial C}{\partial x}+D_{h}\frac{\partial^{*}C}{\partial x^{2}}$$

Random Walk Models:
Concept:
Random walk models simulate the movement of individual particles (e.g., radioactive nuclides) as they undergo random steps.

Advantages:
- Particle-level detail: Tracks individual trajectories.

- Captures local heterogeneity and tortuosity.

Disadvantages:
- Computationally intensive for large-scale systems.

- Assumes isotropic diffusion.

Application:
Useful for studying particle dispersion in complex geological formations.
-----------------
Why do we choose random walk models over hydrodynamic dispersion?

1. Particle-Level Detail:
- Hydrodynamic dispersion models treat solutes as continuous concentrations, averaging the entire porous medium.

- Contrastingly, random walk models track individual particles, capturing local heterogeneity and tortuosity.

- Understanding their behaviour at the particle level is crucial for radioactive nuclides.

2. Complexity and Scale:
- Hydrodynamic dispersion equations involve macroscopic parameters (e.g., dispersivity, flow velocity).

- Random walk simulations provide finer-scale insights but can be computationally intensive.

- Balancing both approaches is essential.

3. Isotropic Assumption:
- Hydrodynamic dispersion assumes isotropic diffusion (equal in all directions).

- Geological formations exhibit anisotropy due to varying grain sizes, fractures, and bedding planes.

- Random walk models can account for anisotropy more effectively.

4. Local Variability:
- Hydrodynamic dispersion coefficients are spatially averaged.

- Random walk models allow exploration of local variations in transport behaviour.

- Especially relevant for heterogeneous aquifers.

-----------------
Recommendation:
Consider integrating both frameworks:
- Use the advection-diffusion equation for bulk transport.

- Employ random walk simulations to capture particle-scale dynamics.
Share:

Rabu, Jun 26, 2024

Sabtu, Jun 22, 2024

GR TOUR 2024 at USM Nibong Tebal: My Initial Journey to Becoming a Simulator Racer

For the past few weeks, I’ve been playing a racing simulator on my laptop using a PS4 gyro controller. My interest in racing simulators had waned over time, but recently, it reignited. I came across a poster for the GR Tour 2024 in a Facebook advertisement, but initially, I overlooked it. It wasn’t until a friend from USM Nibong Tebal (USM Kejuteraan) shared their status that I decided to seize the opportunity.

I didn’t have high expectations for my performance, but I was eager for the experience (as this is my first time), especially since using a steering wheel setup is quite expensive.

So, I am, from USM Induk to the GR Tour 2024 (22/6/2024), ready to embrace this exciting journey.

GR Tour 2024 setup in USM Nibong Tebal.

Made to Race: The Toyota Vios at the GR Tour 2024, USM Nibong Tebal,
showcases its sleek design and competitive spirit under the Toyota Gazoo Racing.

Modified for Performance: An inside look at the upgraded engine of the Toyota Vios.

There is also a Toyota GR86 on display.

The heart of the Toyota GR86 - a potent FA24 Boxer 4-Cylinder engine.

Waiting for my turn.


They're using a Thrustmaster racing wheel setup paired with the renowned
Gran Turismo as their simulator of choice, driving a Toyota Yaris on the Tsukuba Circuit

And a fellow skilled driver.

You must beat it in under 1:00:00 to qualify for the next round.
My best time so far is 1:09 (but I'm excited about improving it!)

Thanks to Toyota Ganzoo Racing for the worthwhile experience. - hh

Share:

Rabu, Jun 19, 2024

Kebun aku di hati engkau

Bagaimanakah khabar kebun aku di hati engkau? Sudahkah engkau semai biji benihnya? Apakah ia kini subur dan sedang mencambah? Atau engkau masih menyimpannya dalam simpuhan? Persoalan-persoalan ini hanya akan meremukkan rinduku, seperti mana penulisanku kali ini mencerminkan hasratku. Ia akan menguji kesetiaan kita terhadap hasil yang bakal menjelma. Pengharapan bahawa ia akan membuahkan hasil adalah sebuah perjudian yang telah banyak mengkhianati jiwa manusia dan sesetengahnya memenangkan hati. Jika engkau berkehendak hasil yang baik itu memerlukan kesabaran; yang dirinya tidak menuntut balasan lain, hanya keikhlasan menjadi pegangan.

Nasihat dan pesanan telah daku kirimkan dahulu, semoga cukuplah baja untuk engkau terus memelihara kebun itu. Bukanlah aku tidak berkehendak memilih taman bunga yang megah, namun bukan juga untuk membandingkan dengan yang lain. Sungguh, wangi dan cantik itu hanya akan menjadi sia-sia jika tiada manfaatnya. Sebaliknya, andai engkau memiliki kebun lalu dijaga dengan amanah, hasilnya akan membawa manfaat dan faedah pada orang sekeliling juga pada nasab keturunan engkaj juga; akhlak dan pekertinya juga akan diperturunkan.

Bagaimana pula dengan cinta kita kepada Rasulullah? Itulah contoh tauladan yang sepatutnya kita teladani. Kebun terbaik dalam bercucuk tanam di dunia ini, yang hasilnya membawa berkat di dunia dan berpanjangan hingga ke akhirat kelak. Infirullah wahai jiwa yang sedang lena mahupun senda. Semoga kita terus bercambah dan membawa manfaat pula pada orang sekeliling.

Berdepanan jugalah kebun ini dengan karya-karya yang sunyi.

- hh (19/6/2024)



Share:

Ahad, Jun 16, 2024

Jadikan pekerjaan sebagai ibadah – Memaknai hal yang lebih besar

Saya memikirkan ungkapan ini seketika. Sudah beberapa hari saya memikirkan bahawa hidup ini hakikatnya perlu sentiasa berada pada landasan ibadah. Hidup yang berpaksinya pada Allah semata-mata. Ya, dalam peri itu pula tidak sepatutnya pula seorang mukmin itu melakukan sesuatu kemungkaran yang dibenci oleh Allah. Tidak akan ada cahaya terhadap itu. Senantiasanya kita muhasabah diri ketika melakukan sesuatu pekerjaan, "Apakah Allah redha akan pekerjaan saya ini?". Ibadah itu pula memberikan makna yang lebih besar, lebih sekadar aspek ibadah khusus (fardu dan sunat) sebaliknya ia juga melibatkan setiap apa yang kita kerjakan yakni ibadah umum.

Setiap tindakan kita di dunia ini haruslah selaras dengan syariat-Nya. Apa sahaja yang kita lakukan, tujuannya pada akhirnya adalah untuk mendapat redha Allah semata-mata. Kerana tanpa redha-Nya itu, apapun pekerjaan pun pada dunia, ia tidak akan membawa kebaikan di akhirat. Dan menjadi sia-sia pula apa yang dikerjakan itu.

Oleh demikian, berhati-hatilah dalam setiap tindakan yang kalian kerjakan (termasuklah saya yang sedang menulis ini). Ada banyak hal dalam hidup ini tidak menyenangkan hati; kabur kelabu keputusan hendaklah kalian hindarkan jika mahu selamat. Dengan cara inilah sahajalah kita akan dapat membentuk individu mukmin yang cemerlang dunia akhirat.

- hh (16/6/2024)

Ajar adik iman subjek pendidikan islam.

Share:

Rabu, Jun 12, 2024

Kesimpulan simpulan kehidupan si fulan.

Dalam ranjau perjalanan kehidupan ini, dikau perlu menyerap kebaikan di celah keburukan, menguntum senyum di sela kesedihan, menyintai dengan apa adanya, dan menghargai apa yang dimiliki. Sentiasalah memaafkan, namun jangan pernah melupakan. Pelajari hikmah dari kesilapan, tetapi jangan padamkan kenangan. Manusia berubah seiring waktu. Segala-galanya akan berlalu, dan kita harus tetap melangkah ke hadapan, menggapai masa depan.
Share:

Ahad, Jun 09, 2024

Jurnal Prasiswazah: Pembelajaran secara bijak

Jika kita hendak membandingkan tempoh pembelajaran semasa zaman persekolahan dengan pembelajaran di peringkat matrikulasi atau universiti, jelas bahawa tempoh pembelajaran semakin singkat. Contohnya, di universiti, satu sidang akademik berlangsung hampir setahun, di mana satu semester adalah kira-kira empat bulan. Pengurusan pembelajaran turut dipengaruhi oleh tempoh pengajian ini. Kita perlu menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar sesuai dengan masa yang terhad untuk mengulangkaji dan mengaplikasikan konsep yang dipelajari.

Dalam kebanyakan kursus, pensyarah menyediakan nota ringkas dalam talian bagi topik yang akan dibincangkan. Kadangkala, pelajar diberikan buku akademik sebagai rujukan. Namun, persoalannya, adakah medium penyampaian ini bersesuaian dengan gaya pembelajaran pelajar?

Kelemahan yang sering berlaku adalah pelajar terlalu bergantung kepada nota ringkas dari pensyarah. Mereka tidak dapat memahami konsep dengan mendalam tanpa bimbingan langsung dari pensyarah dalam kuliah. Sebaliknya, pelajar perlu merujuk kepada buku akademik yang disyorkan, di mana pensyarah telah merangkumkan kandungannya ke dalam bentuk nota ringkas.

Adalah lebih baik bagi seorang pelajar untuk memperuntukkan masanya dalam menelaah buku-buku tersebut dengan berpandukan nota yang diberikan oleh pensyarah. Langkah ini bertujuan untuk memastikan pemahaman yang mendalam serta penguasaan yang kukuh terhadap subjek yang dipelajari. Dengan mengikuti panduan dan arahan yang diberikan melalui nota-nota tersebut, pelajar dapat mengaitkan teori yang dipelajari dengan aplikasi praktikal, sekaligus meningkatkan kemahiran analitikal dan kritikal mereka. Justeru membawa kepada persoalan-persoalan yang lebih kritikal dan bercambah.

Persoalan-persoalan khusus tidak akan timbul tanpa
terlebih dahulu mengemukakan persoalan-persoalan asas.

Dalam proses pembelajaran ini, persoalan-persoalan yang lebih mendalam dan menantang akan muncul setelah pelajar betul-betul memahami asas-asas suatu topik itu. Meskipun memerlukan waktu yang lebih lama untuk memahami buku akademik yang terperinci, pendekatan ini lebih efektif berbanding hanya bergantung kepada nota ringkas. Membuahkan persoalan itu tidak ada bezanya dengan melaksanakan latihan. Kedua-duanya membuahkan persoalan. Namun, pendekatannya yang berbeza dan mengikut kesesuaian bahawa ia lebih praktikal atau menjurus kepada teori semata-mata.

Oleh itu, pengurusan masa dan kaedah pembelajaran yang dipilih memainkan peranan penting dalam keberkesanan pembelajaran seseorang pelajar. Adalah penting untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan keperluan diri sendiri untuk memaksimumkan pembelajaran dan pemahaman dalam pengajian yang dijalani. Apa yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkan usaha guru dalam mengajari kita, dan semoga dengan itu, sedikit sebanyak keberkatan ilmu itu dapat kita peroleh dengan baik.

- hh (5:10 AM, 9/6/2024)
Share:

Ahad, Mei 19, 2024

Projek Phy-My Ai: Penggabungan Penulisan AI dan Manusia dalam blog Pembelajaran Fizik

Ini adalah logo rasmi bagi projek ini.
Dihasilkan oleh DALL-E 3.

Phy-My Ai 
adalah projek yang ingin saya bawakan tahun 2024 dalam blog ini, di mana, dalam setiap entri berkaitan fizik yang dibuat dengan label "Phy-My Ai" adalah separa hasil daripada AI dan juga gubahan serta semakan daripada saya sebagai manusia.

Antara objektif yang ingin dicapai dalam projek ini adalah
  1. Pembaca (khususnya pelajar) boleh mempelajari atau memahami suatu topik fizik dengan lebih mudah dan menarik.
  2. Melatih pelajar untuk mempelajari secara konstruktif dengan pengetahuan yang sentiasa bercambah.
  3. Merungkai konsep fizik dengan persoalan serta jawapan yang relevan.
Saya berharap projek ini dapat memberi manfaat terutamanya kepada pelajar-pelajar yang ingin mempelajari konsep fizik tetapi mempunyai kurang kefahaman secara asas. Semoga usaha projek ini dapat merapatkan kembali jurang pengetahuan pelajar dalam bidang fizik dan mengambat hati kembali pelajar-pelajar ini dalam meminati bidang fizik. Sekiranya teknologi yang digunakan hari ini (terutamanya dalam LLM) dimanfaatkan dengan baik serta berintegriti, kita pasti berupaya menutup kembali lohong-lohong kelemahan pelajar dalam mempelajari suatu bidang.

Dengan rendah diri dan izin-Nya, semoga pembaca mendapat manfaat dengan projek yang saya cuba bangunkan dalam blog ini.

- hh (3:42 AM, 19/5/2024)
Share:

Sabtu, Mei 18, 2024

Memahami Kurungan Kuantum dengan mudah

Kurungan kuantum (Quantum confinement) kini merevolusikan cara kita memahami dan menggunakan bahan nano. Dalam menyelidiki dunia mikroskopik, perubahan ketara dalam tingkah laku bahan memperagakan pelbagai kebarangkalian baru. Kita akan meneroka prinsip kurungan kuantum, implikasinya terhadap bahan nano, dan pelbagai aplikasi yang mendapat manfaat daripada kemajuan ini.

Sebelum itu, apa itu kurungan kuantum?
Untuk memahami kurungan kuantum, kita perlu menyelami sedikit dunia mekanik kuantum dan kelakuan elektron dalam bahan.

Elektron dalam bahan
Elektron dalam atom menduduki tahap tenaga atau orbital tertentu. Apabila banyak atom berkumpul untuk membentuk pepejal, tahap tenaga diskret ini bergabung untuk membentuk jalur tenaga berterusan. Dalam bahan yang besar, elektron boleh bergerak bebas dalam jalur ini, terutamanya dalam konduktor seperti logam di mana jalur pengaliran (conduction band) sebahagiannya diisi dengan elektron.

Kesan Kurungan Kuantum
Apabila saiz bahan menjadi sangat kecil, pada susunan skala nanometer, tingkah laku elektron berubah secara mendadak. Ini kerana dimensi bahan kini setanding dengan panjang gelombang de Broglie elektron, konsep asas dalam mekanik kuantum yang menerangkan sifat zarah seperti gelombang.

Panjang Gelombang De Broglie
Panjang gelombang, \(λ\) ini diberikan oleh \(λ=\frac{h}{p}\), di mana \(h\) ialah pemalar Planck dan \(p\) ialah momentum elektron. Dalam ruang terkurung, sifat gelombang elektron menjadi ketara, dan ia tidak lagi boleh digambarkan sebagai zarah bebas.

Pengkuantuman Tenaga
Dalam bahan yang besar, elektron boleh mempunyai julat tenaga berterusan dalam jalur konduksi dan valens. Walau bagaimanapun, apabila saiz bahan dikurangkan kepada skala nano, tahap tenaga menjadi diskret. Ini berlaku kerana elektron terkurung dalam ruang yang kecil, mewujudkan perigi berpotensi (potential wells) dengan keadaan tenaga terkuantisasi, sama seperti zarah dalam kotak. Semakin kecil kotak, semakin tinggi perbezaan tenaga antara keadaan ini.

Jenis Pengurungan Kuantum
Pengurugan kuantum datang secara berbeza berdasarkan sekatan dimensi:
  1. Telaga Kuantum (kurungan 1D): Di sini, elektron terkurung dalam satu dimensi, membolehkan mereka bergerak bebas dalam dua dimensi sahaja. Ini biasanya diperhatikan dalam filem nipis di mana ketebalan menyekat pergerakan elektron.
  2. Wayar Kuantum (kurungan 2D): Elektron terkurung dalam dua dimensi dan boleh bergerak bebas dalam satu dimensi. Ini adalah ciri wayar nano di mana pergerakan elektron dihadkan di kawasan keratan rentas.
  3. Titik Kuantum (pengkurungan 3D): Elektron terkurung dalam ketiga-tiga dimensi, menghasilkan telaga berpotensi sifar dimensi. Titik kuantum (Quantum Dots) memaparkan kesan kurungan kuantum yang paling ketara, menjadikannya sangat boleh dilaras.
Pembentukan Tahap Tenaga Diskret (Discrete Energy Level).
Dalam bahan pukal, atom berkumpul untuk membentuk jalur tenaga berterusan. Walau bagaimanapun, apabila saiz bahan berkurangan, terutamanya ke arah skala nano, jalur ini berpecah kepada tahap tenaga diskret. Pembentukan tahap tenaga bergantung kepada saiz. Di mana ia adalah penting dalam memahami kurungan kuantum. Apabila zarah mengecut, perbezaan tenaga antara jalur meningkat, selalunya membawa kepada anjakan biru dalam cahaya yang dipancarkan, akibat langsung daripada kurungan kuantum.

Eksiton dan peranannya.
Eksiton, keadaan terikat elektron dan lohong, memainkan peranan penting dalam kurungan kuantum. Sifat eksiton ini berubah mengikut tahap kurungan, memberi kesan kepada sifat optik dan elektronik bahan. Dalam rejim kurungan yang kuat- di mana saiz zarah jauh lebih kecil daripada jejari Bohr, tingkah laku eksiton menjadi sangat terkuantisasi, meningkatkan lagi sifat unik titik kuantum.

Terdapat beberapa aplikasi terhadap pengurungan kuantum yang mungkin kita tidak sedar sudah ada di sekeliling kita. Sifat unik bahan yang menunjukkan kesan kekangan kuantum telah membawa kepada aplikasi yang luar biasa dalam pelbagai bidang dan teknologi. Misalnya,
  1. Optoelektronik: Titik kuantum digunakan dalam Q-LED, sel suria dan diod laser kerana sifat celah jalur boleh melarasnya, membenarkan kawalan tepat ke atas spektrum pelepasan.
  2. Pengkomputeran Kuantum: Tahap tenaga diskret dan sifat boleh tala bagi titik kuantum adalah penting untuk membangunkan bit kuantum (qubit) untuk pengkomputeran kuantum.
  3. Pengimejan Perubatan: Ciri optik titik kuantum yang berbeza menjadikannya sesuai untuk aplikasi pengimejan bio dan diagnostik, menawarkan kontras dan kekhususan yang unggul.


Share:

Rabu, Mei 15, 2024

Lawatan Muzium Automobil Nasional


Perancangan yang tidak terancang
Cuti pertengahan semester telah pun tiba. Lazimnya, saya tidak akan pulang ke kampung halaman kerana tempoh cuti yang begitu singkat, hanya seminggu sahaja. Kos tambang bagi perjalanan sehala dari Pulau Pinang ke Sepang, Selangor, sama ada menaiki bas atau kapal terbang, adalah sekitar RM40 (minimum). Jika dijumlahkan untuk perjalanan pergi dan balik, kos boleh mencecah lebih daripada RM80. Andaikan RM80 ini saya bahagikan kepada 7 hari, maka perbelanjaan harian saya adalah kira-kira RM11+. Ini bermakna, setiap hari saya berada di rumah, saya menghabiskan sebanyak RM11+ sehari tanpa melakukan apa-apa.

Namun, rindunya tidak terhalang. Membuak-buak rasa hendak pulang. Itu lebih berharga daripada nilai wang ringgit yang saya perhitungkan selama ini (walau tempoh saya di sini hanya seminggu).

Litar Antarabangsa Sepang di Malaysia sudah sebati dengan daerah Sepang. Borak sahaja tentang daerah Sepang, pasti yang terlintas di fikiran adalah Litar F1 itu sendiri, atau mungkin lapangan terbang antarabangsa (baca: KLIA) yang sangat berhampiran antara satu sama lain. Tidak jauh terkukur juga jaraknya dengan kampung halaman saya.

Bertemu semula dengan sahabat lama ketika waktu sekolah dahulu. Temunya juga kebetulan. Borak kami tidak kosong, mesti ada topik bermanfaat yang kami bawa. Automobil. Bermula dengan motorsikal, sehingga melarut kepada Litar Antarabangsa Sepang. Membangkitkan semula topik yang pernah hangat, F1 tidak lagi akan berlayar di litar tersebut. Bagusnya sahabat saya ini seorang pekerja sambilan di litar tersebut. Tahulah ia selok-belok kawasan itu.

Ada satu perbincangan yang membuka hati saya, katanya, "Di sana ada sebuah muzium."

Walaupun saya telah lama menetap di Sepang, mungkin kerana kejahilan saya yang hidup dalam tempurung atau kurangnya hebahan tentang muzium tersebut, saya tidak mengetahuinya. Namun demikian, dengan berkat kelapangan masa yang ada, kami segera merancang untuk pergi.

Kawasan hadapan Litar Antarabangsa Sepang

Sebelum hendak memasuki muzium tersebut perlu
menulis butiran di buku log dan mendapatkan lanyard visitor.

Bufori: Kereta buatan tangan tempatan Malaysia


Kereta dalam gambar ini adalah model Bufori La Joya, yang merupakan salah satu model terkenal keluaran Bufori. Bufori La Joya mempunyai reka bentuk yang diilhamkan oleh kereta-kereta klasik dari era 1930-an, tetapi dilengkapi dengan teknologi dan kemudahan terkini. La Joya dikenali kerana ciri-ciri mewah seperti bahan dalaman berkualiti tinggi, sistem navigasi canggih, dan enjin yang berkuasa.

Pada awalnya saya sedikit keliru kerana info yang dipaparkan adalah Bufori MKII bukannya Bufori MKIII (La Joya). Jadi tidak seberapa sedar akan kekhilafan tersebut.

Haa, ini barulah Bufori MKII. Namun berada di tingkat atas.


Terdapat juga kereta Austin Healey, jenama British.


The Legends Kenari




Share:

Isnin, Mei 13, 2024

Apabila engkau kembali

Ia menanti setiap ceruk waktu, menjenguk hadir, mencerap keadaan dan berlalu pergi. Merindui akan basi-basan penulisanku yang dilemparkan pergi sudah sekian lama. Hampir di semua keadaan itu, aku temui bahawa tempat aku berdiri adalah tempat aku menulis kembali sesuatu yang dapat aku fikirkan dengan tenang dan jauh daripada persoalan lain.

Bagaimana agaknya hidup dalam keadaan yang tidak terlalu pantas bergerak? Tidak bingit berbunyi, hanya berlandaskan relatif sunnatullah alam. Gelombang bunyi tatkala burung berkicauan, kelajuan daun-daun berguguran jatuh, interferens di sisir pantai dan itu yang dapat aku fikirkan. Seluruhnya, kerawakan berlaku dengan terancang. Terancang.

Alam, sentiasa menyedarkan kita kembali kepada siapa diri kita sebenarnya. Membawa aku kembali ke mana aku mulakan semua ini. Apabila diri ini sudah terlalu berkelana jauh, maka jatuh serpihan identiti diri itu sehingga hampir aku lupakan tempurungku sendiri.

Ibu abah yang membesarkan kita, atau siapa sahaja yang berjaya membesarkan kita dengan makanan dan tempat tinggal itu. Satu titik engkau berjaya membuah fikir sendiri, bawa diri. Tidak lagi berdamping pada sesiapa yang membesarkan engkau itu, jangan dilupakan di mana engkau mula. Dunia ini terlalu luas untuk diteroka, namun jiwa kita lebih besar dari itu. Jangan engkau himpitkan segalanya dalam jiwa, ada isi yang lebih berharga dari engkau fikirkan.

Yang menuntut jalan kembali.
- hh (13/5/2024)
Share:

Khamis, Mac 07, 2024

Pendekatan sistem tutorial pada peringkat Universiti & kritikan dalam pendikarian prasiswazah

Tutorial merupakan sesi perjumpaan mingguan pelajar dengan tutor (yang terdiri daripada pensyarah), di mana pelajar dijangka bercakap secara mendalam tentang idea dan pendapat berkaitan dengan bacaan atau masalah (latihan/tugasan) minggu itu.

Menurut Universiti Oxford (yang juga pengamal sistem ini), tutorial merupakan cara yang berkesan untuk meneroka idea dan mendapatkan perspektif baharu. Ia berupaya membangunkan keupayaan pelajar untuk berfikir sendiri yakni kemahiran penting untuk kejayaan akademik.

Secara jelasnya, konsep tutorial lebih kurang seperti kelas. Namun, agendanya lebih menekankan sesi dua hala dalam perbincangan terhadap suatu topik atau masalah.

Kesan baik sistem tutorial terhadap prestasi pelajar
  • Pembelajaran Lebih Dalam: Tutorial, seperti yang anda nyatakan, menggalakkan perbincangan dan penerokaan idea. Ini boleh membawa kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang bahan berbanding dengan kuliah tradisional.
  • Pemikiran Kritis & Komunikasi: Sesi tutorial memerlukan penyertaan aktif, memupuk pemikiran kritis dan kemahiran komunikasi. Ini adalah aset berharga untuk kejayaan universiti dan seterusnya.
  • Sokongan Peribadi: Tutor boleh menangani keperluan pelajar individu dan jurang pembelajaran, memberikan sokongan peribadi yang mungkin tidak dapat dilakukan dalam kuliah besar.
  • Peningkatan Motivasi & Penglibatan: Sifat interaktif tutorial boleh meningkatkan motivasi dan penglibatan pelajar dengan bahan pelajaran.

Kesan sistem tutorial terhadap pensyarah
  • Beban tugasan yang meningkat: Tutorial memerlukan masa persediaan tambahan untuk tutor membimbing perbincangan dan menangani soalan pelajar.
  • Kualiti Pengajaran yang Lebih Baik: Walau bagaimanapun, pelaburan dalam masa ini boleh membawa kepada peningkatan kualiti pengajaran secara keseluruhan, terutamanya untuk mata pelajaran yang kompleks.
  • Anjakan Positif: Tutorial boleh mengalihkan tumpuan daripada bersyarah kepada memudahkan perbincangan, yang boleh menjadi pengalaman yang menggembirakan bagi sesetengah pensyarah.

Keputusan dari Matrikulasi
Sistem tutorial sedia ada program Matrikulasi berfungsi sebagai contoh yang baik. Saya merupakan bekas sistem ini. Seperti yang diamalkan oleh matrikulasi,
  • Intervensi Awal: Tutor (Pensyarah) boleh mengenal pasti dan menangani kesukaran pelajar lebih awal sebelum mereka bergelut dengan masalah yang lebih besar.
  • Penilaian Formatif: Kuiz yang ditadbir semasa tutorial boleh memberikan maklum balas yang berharga bagi pelajar dan juga pensyarah.
  • Penyelesaian Masalah:Tutor dapat memantau kefahaman pelajar dengan teliti dan membantu pelajar dengan sebarang masalah dengan tugasan/kuiz pada peringkat awal.
-
Melalui sistem tutorial ini, ia banyak membantu pelajar yang tidak kemampuan untuk memahami secara kuliah dengan baik. Dan memberi sedikit penekanan kepada pelajar untuk beribadinya berkonsultasi dengan Tutor. Akhirnya ini, dapatlah kita lihat rata-rata pelajar matrikulasi ini mendapat keputusan yang baik dan cemerlang tanpa menafikan sistem tutorial ini telah membantu kebanyakan pelajar termasuk diri saya sendiri.

Walaupun sistem tutorial ini seakan-akan menyuap pelajar, saya menjangkalkan kenyataan ini. Sebahagian pelajar bukan tidak mahu berjumpa dengan pensyarah, namun disebabkan kekangan dan kesukaran dalam perjumpaan itu menyukarkan pelajar untuk berjanji temu. Lalu, mengambil jalan mudah untuk mencari sumber rujukan yang lain. Hilanglah minat pelajar terhadap pensyarah, timbul satu naratif baru,

"Jika ia dapat menyelesaikan masalah/tugasan/kefahaman tanpa bantuan pensyarah, maka apa keperluannya pensyarah?"

Ini adalah satu kritikan terhadap budaya pendidikan prasiswazah yang berdikari dengan dirinya sendiri. Pelajar bukanlah tidak tahu untuk berdikari sendiri, mereka bahkan boleh hidup pada ceruk peruk sekitar universiti itu. Namun, pelajar perlukan panduan sebagaimana perantau memerlukan peta untuk mengembara. Pengembaraan itu dilaksanakan seorang, namun ia perlu dibimbing oleh orang yang berpengalaman. Dengan adanya sistem tutorial, ia memberi peta kepada pelajar terhadap jalan yang perlu ia tuju. Dan biarlah ia berjalan kemana ia mahu tuju.

Saya kira masih ada harapan untuk melahirkan mahasiswa yang berkualiti dari segi kefahaman terhadap apa yang mereka pelajari selain mengejar gred semata-mata. Mahasiswa adalah pemimpin masa depan negara.

Share:

Isnin, Februari 26, 2024

Terbitan formula spektrum hidrogen menggunakan model Bohr

By the middle of the 19th century it was well known by chemists that excited hydrogen gas emitted a distinct emission spectrum. It was noted that the same lines were always present and that the spacing between these lines became smaller and smaller.

In 1885, the first person to propose a mathematical relationship for these lines was a Swiss high school physics teacher, J.J. Balmer. We now call hydrogen's visible spectrum the Balmer series. Balmer's empirical formula exactly matched the experimentalists' observed wavelengths.
$$
\frac{1}{\lambda}=R\biggl(\frac{1}{2^{2}}-\frac{1}{n^{2}}\biggr)~\text{where}\:n\in\bigl(3,4,5,6\bigr)
$$
Where R is called the Rydberg constant and has a well-established value of 1.0974 \times 10$^{7}$ m$^{-1}$ It wasn't until 1913 that Niels Bohr developed a theory of the atom that explained why this formula worked.

In an hydrogen atom, the centripetal force is being supplied by the coulomb force between it and the proton in the hydrogen nucleus.
\begin{aligned}F_{centripetal}&=F_{electrostatic}\\\frac{m\nu_{n}^{2}}{r_{n}}&=\left|k\frac{-e\left(Ze\right)}{r_{n}^{2}}\right|\\m\nu_{n}^{2}&=k\frac{Ze^{2}}{r_{n}}\end{aligned}
Remember that $\mathbf{Z}$ represents the atomic number (the number of protons), that electrons and protons have the same magnitude charge, te, ard that a negative F electrostatic merely means that the electrostatic force is attractive. Also note that the values of $v_n$ of $r_n$ are unknowns in this equation.

As a means of evaluating these two unknowns, Bohr first hypothesized that the electron's angular momentum was quantized.
\begin{aligned}
\text{L}&=n\left({\frac{h}{2\pi}}\right) \\
\text{I}\omega&=n\left(\frac{h}{2\pi}\right) \\
mr_{n}^{2}\left(\frac{\nu_{n}}{r_{n}}\right)&=n\biggl(\frac{h}{2\pi}\biggr) \\
mv_{n}r_{n}&=n\left(\frac{h}{2\pi}\right)
\end{aligned}
Upon solving the angular momentum equation for $\mathbf{v}_{n\cdot}$ substituting it into the centripetal force equation yields the following expfession for $r_{n}$\begin{aligned}
m\nu_{\pi}^{2}&=k\frac{ze^{2}}{r_{n}} \\
m\left({\frac{nh}{2\pi mr_{n}}}\right)^{2}&=k\frac{ze^{2}}{r_{n}} \\
m\left(\frac{n^{2}k^{2}}{4\pi^{2}m^{2}r_{n}^{2}}\right)&=k\frac{ze^{2}}{r_{n}} \\
\frac{n^{2}h^{2}}{4\pi^{2}mr_{n}}&=kZe^{2} \\
\text{700}&=\frac{n^{2}h^{2}}{4\pi^{2}kmZe^{2}} \\
r_{R}&=n^{2}\left(\frac{h^{2}}{4\pi^{2}kmZe^{2}}\right)
\end{aligned}For a ground state hydrogen electron,
\begin{aligned}n&=1\:\text{and}\:Z=l\\r_1&=\frac{h^2}{4\pi^2kme^2}\\r_1&=0.53\times10^{-10}\:\text{meters}\end{aligned} or approximately half of an Angstrorn.
Bohr's second hypothesis in his model was that an eiectron only loses or reieases energy (and therefore a photon) when it goes trough de-excitation or drops from a higher energy state to a lower energy state. In order to determine the energy lost by the electron, an expression for an electron's total energy has to be developed.

Recall that the electric potential energy for an electron would equal
\begin{aligned}
E_{PE} &=qV_{abs} \\
E_{PE}& =-e\left(\frac{k(Ze)}{r_{n}}\right) \\
E_{PE} &=-\frac{k\left(Ze^{2}\right)}{r_{n}}
\end{aligned}
By extending the centripetal force relationship, an expression can also be derived for the electron's kinetic energy
\begin{aligned}
F_{centripetal}& =F_{electrostatic} \\
\frac{mv_{n}^{2}}{r_{n}}& =\left|k\frac{-e(Ze)}{r_{n}^{2}}\right| \\
m\nu_{n}^{2}& =k\frac{Ze^{2}}{r_{n}} \\
\frac{1}{2}m\nu_{n}^{2}& =k\frac{Ze^{2}}{2r_{n}} \\
KE& =k\frac{Ze^{2}}{2r_{n}}
\end{aligned}
Thus, the total energy, \(E_n\) , of an electron equals
\begin{aligned}
E_{n}& =E_{PE}+KE \\
&=-\frac{k\left(Ze^{2}\right)}{r_{n}}+k\frac{Ze^{2}}{2r_{n}} \\
&=-k\frac{Ze^{2}}{2r_{n}}
\end{aligned}
In this equation, notice that the total energy is negative. This is interpreting as meaning that the electron is trapped in an energy well about the nucleus; that is, it would take the addition of energy to ionize or free the electron.

Substituting in the value for r$_{1}$ into this total energy expression yields a ground state energy of 2.18 x 10$^{-18}$ Joules or \(-13.6 \text{eV}\) for a hydrogen atom. Using the fact that $r_n=n^2r_1$
\begin{aligned}r_n&=n^2\bigg(\frac{h^2}{4\pi^2kmZe^2}\bigg)\\r_n&=n^2r_1\end{aligned}
we can now generated the first four energy levels for hydrogen.
\begin{aligned}
&E_1 \text{= -13.6 eV} \\
&E_2 =E_1/2^2=-3.4\mathrm{~eV} \\
&E_3 =E_1/3^2=-1.51\mathrm{~eV} \\
&E_4 =E_1/4^{2}=-0.85\mathrm{eV}
\end{aligned}
Bohr's second hypothesis combined with Planck's formula for quantized energy \(E = hf\) will now allow us to derive Balmer's equation. Remember that the energy released by the electron during de-excitation equals the energy of the emitted photon.

Let's begin by assuming that an electron is falling from \(E_j\) , a high energy state, to \(E_i\) , a lower energy state.
\begin{aligned}
\Delta E& =E_{j}-E_{i} \\
\Delta E& =-k\frac{Ze^{2}}{2r_{j}}-\left(-k\frac{Ze^{2}}{2r_{i}}\right) \\
\Delta E& =-k\frac{Ze^{2}}{2}\left(\frac{1}{r_{j}}-\frac{1}{r_{i}}\right) \\
\text{where}~r_{n}& =n^{2}\left(\frac{h^{2}}{4\pi^{2}kmZe^{2}}\right) \\
\Delta E& =-k\frac{Ze^{2}}{2}\left(\frac{1}{j^{2}\left(\frac{h^{2}}{4\pi^{2}kmZe^{2}}\right)}-\frac{1}{i^{2}\left(\frac{h^{2}}{4\pi^{2}kmZe^{2}}\right)}\right) \\
\Delta E& =-k\frac{Ze^{2}}{2}\Bigg(\frac{4\pi^{2}kmZe^{2}}{h^{2}}\Bigg)\Bigg(\frac{1}{j^{2}}-\frac{1}{i^{2}}\Bigg) \\
\Delta E& =-k^{2}\frac{2\pi^{2}mZ^{2}e^{4}}{h^{2}}\Bigg(\frac{1}{j^{2}}-\frac{1}{i^{2}}\Bigg) \\
\Delta E& =k^{2}\frac{2\pi^{2}mZ^{2}e^{4}}{h^{2}}\left(\frac{1}{i^{2}}-\frac{1}{j^{2}}\right) \\
\Delta E_{\text{lost by the electron}}& =E_{\text{photon}}=hf=h\frac{c}{\lambda} \\
h{\frac{c}{\lambda}}& =k^{2}\frac{2\pi^{2}mZ^{2}e^{4}}{h^{2}}\left(\frac{1}{i^{2}}-\frac{1}{j^{2}}\right) \\
\frac{1}{\lambda}& =k^{2}\frac{2\pi^{2}mZ^{2}e^{4}}{ch^{3}}\left(\frac{1}{i^{2}}-\frac{1}{j^{2}}\right) \\
F_{or}Z& =1, \\
\frac{1}{\lambda}& =k^{2}\frac{2\pi^{2}me^{4}}{ch^{3}}\left(\frac{1}{i^{2}}-\frac{1}{j^{2}}\right) \\
\frac{1}{\lambda}& =1.097\times10^{7}\left(\frac{1}{i^{2}}-\frac{1}{j^{2}}\right) \\
\frac{1}{\lambda}& =R\left(\frac{1}{i^{2}}-\frac{1}{j^{2}}\right)
\end{aligned}
If we let \(i = 2\), and \(j\in\{3,4,5,6\}\) then we have derived Balmer's empirical formula.
Share:

Neutron dan Penyederhanaan dalam Reaktor Nuklear

Neutron yang dihasilkan semasa pembelahan nuklear biasanya cepat dan bertenaga. Walau bagaimanapun, untuk tindak balas berantai yang berterusan, neutron yang lebih perlahan adalah lebih berkesan untuk mendorong pembelahan dalam bahan boleh pembelahan seperti uranium. Di sinilah bahan sederhanaan masuk.

Air sebagai bahan Penyederhana:
  • Nukleus hidrogen: Air biasa (H₂O) mengandungi atom hidrogen, yang jisimnya hampir dengan neutron. Ini menjadikan mereka cekap dalam memperlahankan neutron pantas melalui perlanggaran anjal, memindahkan tenaga tanpa tangkapan.
  • Penyerapan neutron: Walau bagaimanapun, air juga menyerap beberapa neutron melalui tindak balas dengan proton (nukleus hidrogen): `n + p -> d + γ`, dengan `d` ialah atom deuterium (hidrogen berat) dan ` γ` ialah sinar gamma. Penyerapan ini mengehadkan keberkesanan air, terutamanya dalam reaktor yang menggunakan uranium tidak diperkaya, di mana ekonomi neutron adalah penting.

Air Berat sebagai Penyederhana Unggul:
  • Kelebihan Deuterium: Air berat (D₂O), di mana satu atom hidrogen dalam setiap molekul digantikan oleh deuterium, menawarkan peningkatan yang ketara. Nukleus Deuterium lebih dekat dalam jisim kepada neutron, meningkatkan lagi kesan memperlahankannya.
  • Penyerapan berkurangan: Lebih penting lagi, deuterium mempunyai keratan rentas serapan neutron yang jauh lebih rendah berbanding hidrogen, dengan ketara mengurangkan kadar tindak balas `n + p -> d + γ`. Ini menjadikan air berat sebagai penyederhana pilihan untuk reaktor yang menggunakan uranium semula jadi, di mana penggunaan neutron yang cekap adalah penting.
----

Kedua-dua air dan air berat boleh memperlahankan neutron, tetapi air berat secara amnya lebih berkesan kerana penyerapan neutronnya yang lebih rendah. Pilihan penyederhana bergantung pada jenis reaktor dan komposisi bahan api.

Penyerapan neutron dan tangkapan neutron adalah konsep yang berbeza: penyerapan merangkumi sebarang interaksi yang mengeluarkan neutron daripada kolam yang tersedia, manakala tangkapan merujuk secara khusus kepada pembentukan isotop baharu.
Share:

Ahad, Februari 25, 2024

Memahami Nombor Kuantum: Panduan Komprehensif

Nombor Kuantum Utama (\(n\)): Nombor ini menentukan tahap tenaga atau petala bagi elektron dalam atom. Ia boleh mengambil sebarang nilai integer positif bermula dari 1. Semakin besar nilai \(n\), semakin jauh elektron dari nukleus dan semakin tinggi tenaganya.

Nombor Kuantum Orbital (\(l\)): Nombor ini mentakrifkan bentuk orbital, dan ia boleh mengambil sebarang nilai integer dari \(0\) hingga \(n-1\). Untuk n tertentu, l menyatakan subpetala. Contohnya, jika \(l=0\), ia adalah orbital \(s\); jika \(l=1\), ia adalah orbital \(p\); jika \(l=2\), ia adalah orbital \(d\); dan jika \(l=3\), ia adalah orbital \(f\).

Nombor Kuantum Orbital Magnetik (\(m_l\)): Nombor ini menerangkan orientasi orbital dalam ruang. Ia boleh mengambil sebarang nilai integer antara -l dan +l, termasuk 0. Contohnya, orbital \(p\) (di mana \(l=1\)) boleh mempunyai tiga orientasi, jadi \(m_l\) boleh menjadi -1, 0 atau +1.Nombor Kuantum Putaran Magnetik (m_s): Nombor ini menerangkan putaran elektron, yang boleh sama ada +1/2 (keadaan putaran) atau -1/2 (keadaan putaran ke bawah).

Nombor Kuantum Putaran Magnetik (\(m_s\)): Nombor ini menerangkan putaran elektron, yang boleh sama ada +1/2 (keadaan putaran) atau -1/2 (keadaan putaran ke bawah).

Secara ringkasnya, \(n\) menentukan tahap tenaga, \(l\) menentukan bentuk orbital, \(m_l\) menentukan orientasi orbital itu, dan \(m_s\) menentukan keadaan putaran elektron. Empat nombor kuantum ini bersama-sama mentakrifkan keadaan elektron dalam atom.
Share:

Jumaat, Februari 23, 2024

Hipotesis Neutrino dan penyelesaian terhadap teori Pereputan Beta

Selama berabad-abad, sifat pereputan beta membingungkan saintis. Pemerhatian ketidakseimbangan tenaga dalam nukleus pereputan beta membawa kepada hipotesis terobosan neutrino, yang dicadangkan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1930. Terdapat zarah aneh yang tidak mempunyai jisim atau cas pada mulanya. Ia mengambil tenaga dan momentum yang seolah-olah hilang. Ini menyelesaikan masalah melanggar hukum keabadian.


Teori pereputan beta mempostulatkan perubahan neutron dalam nukleus kepada proton, elektron (zarah beta), dan neutrino. Proses ini mengubah nombor atom nukleus, menerangkan transformasi radioaktif yang diperhatikan. Hipotesis neutrino adalah asas fizik nuklear, kemudian disahkan oleh pengesanan neutrino pada tahun 1956.

Namun terdapat lebih banyak lanjutan daripada ini. Para saintis mendapati bahawa terdapat pelbagai jenis neutrino, yang bermaksud bahawa nukleus mempunyai interaksi yang lebih rumit. Model Piawai fizik zarah dengan kemas termasuk neutrino, memberikan jisim dan jenis yang berbeza. Penyelidikan semasa terus mengkaji ciri-ciri mereka, mempelajari lebih lanjut tentang daya asas alam semesta dan mungkin mencari fizik baharu yang tidak dijelaskan oleh Model Piawai.
Share:

Khamis, Februari 22, 2024

Eksperimen Stern Gerlach dan spin elektron

Spin Elektron: Sifat Kuantum yang Unik
Putaran elektron ialah sifat asas elektron yang menarik. Ia sering digambarkan sebagai elektron "berpusing" pada paksinya, tetapi analoginya tidak sempurna. Dalam dunia kuantum, keadaan menjadi pelik.

Ia bukan seperti berputar dalam fizik klasik. Jangan fikir yang elektron kecil adalah seperti bola yang berputar. Walaupun ia mempunyai momentum sudut (seperti objek berputar), ia bukan disebabkan oleh putaran sebenar. Putaran ialah sifat intrinsik, yang bebas daripada pergerakan elektron.

Tidak seperti objek klasik yang boleh berputar pada pelbagai kelajuan, putaran elektron hanya boleh "up" dan "down". Ini diwakili oleh nombor kuantum putaran \(+\frac{1}{2}\) dan \(-\frac{1}{2}\) masing-masing. Fikirkan ia seperti syiling yang hanya boleh mendarat di kepala atau ekor. Sistem binari sedemikian? Tetapi ada soalan lanjut. Mengapa hanya terdapat dua keadaan putaran? La adri.

Walaupun tanpa putaran fizikal, elektron berputar mencipta medan magnet yang kecil, sama seperti wayar pembawa arus. Momen magnetik ini memainkan peranan penting dalam pelbagai fenomena, termasuk kemagnetan dan kelakuan elektron dalam atom.

Eksperimen Stern Gerlach
Eksperimen Stern Gerlach adalah mengenai kewujudan putaran elektron, yang telah dijalankan pada tahun 1922. Suatu elektron yang kelihatan paradoks berputar pada paksinya. Dengan memesongkan atom perak melalui medan magnet yang tidak homogen, eksperimen mendedahkan bahawa atom berkelakuan seolah-olah mereka mempunyai momentum sudut intrinsik, bebas daripada gerakan orbitnya. Ini mengukuhkan konsep putaran elektron, satu aspek penting dalam teori atom moden. Stern Gerlach memperhalusi pemahaman atom dengan mendedahkan sifat asas elektron.



Share:

Sabtu, Februari 17, 2024

Hubungan Komposisi OOP dalam C++

Apakah Hubungan Komposisi (Composition Relationship) Objek?
- In object-oriented programming (OOP), object composition refers to building complex objects by combining simpler ones.
- Imagine assembling a mobile phone: it consists of various components like a camera, battery, screen, and sensors. Each of these components is a simpler object.
- The process of creating a mobile phone by putting together these components is an example of object composition.
Share:

Sabtu, Februari 10, 2024

Kritikan terhadap sistem merit pelajar USM - Kepincangan objektif pembangunan pelajar

Sistem meritokrasi atau lebih dikenali sebagai sistem penilaian suatu individu berdasarkan prestasi, kebolehan dan usaha yang mereka tunjukkan. Bagaimanakah kita melihat suatu sistem ini dapat memberi pembangunan yang baik bagi seorang pelajar? Misalnya di Universiti Sains Malaysia (USM), pelajar menyertai pelbagai program-program di universiti tidak lain adalah tujuannya untuk mendapatkan mata merit. Cara paling mudah untuk memperolehi mata merit adalah dengan menyertai program "talk" yang dianjurkan secara percuma oleh persatuan pelajar di universiti. Namun, ada juga persatuan pelajar yang melakukan program secara berbayar, sekurang-kurangnya RM1. Timbul pula satu naratif, jika hendak mendapatkan mata merit, perlu ia berduit; Hendak membeli merit, perlu ada duit. Persoalan penting yang perlu dibangkitkan dalam hal ini adalah seberapa berkesan sistem ini terhadap pembangunan pelajar?

Saya melihat sendiri sahabat saya, ia menyertai sekurang-kurangnya lima program dalam satu malam secara serentak. Kesemuanya program "talk" dijalankan dalam talian. Adakah sahabat saya fokus terhadap kelima-lima program? Tidak. Adakah objektif dan atribut HEBAT yang ditulis dalam kertas kerja program tercapai? Tepuk dada, tanya penganjur sendiri.

Sebahagian mahasiswa ada matlamat utama sendiri dalam menyertai suatu program iaitu demi mendapatkan merit semata-mata. Mereka ini seringkali digelar sebagai "Pemburu MyCSD (MyCSD Hunter)". Persetankan objektif lain yang ada. Anda boleh menafikan apa yang saya tuliskan ini, namun hati tidak menipu. Jika mata merit tidak dijadikan matlamat, maka tidak ada keperluan untuk anda mengisi borang penyertaan atau borang mata myCSD. Namun untuk apa mahasiswa ini berebut untuk mendapatkan merit ini? Dalam kes universiti ini, tanya mana-mana pelajar sekalipun. Mereka ingin mendapatkan merit demi memperolehi penempatan desasiswa agar mereka dapat tinggal di dalam universiti. Sepatutnya ini perkara yang sangat biasa di mana-mana universiti. Pelajar merebut mata merit. Namun, dalam kebiasaan inilah lambat laun akan berlaku kepincangan dalam mencapai objektif asalan sistem merit ini diperkenalkan kepada pelajar universiti.

Pelajar boleh memilih untuk memiliki rumah sewa diluar USM, namun ia lebih memberi kesan kepada pelajar-pelajar ini. Hidup di dalam sebuah pulau, harga sebuah rumah sewa yang agak mahal serta terhad. Bahkan ada juga yang jauh daripada kawasan universiti. Mahasiswa perlu berebut untuk mendapatkan rumah sewa daripada luar kerana penempatan desasiswa yang terhad. Menjadi buah persoalan saya, mengapa kuota yang diberikan oleh universiti ini melebihi daripada jumlah yang mampu ditanggungi oleh desasiswa-desasiswa ini? Baik, jika ini tidak sepatutnya menjadi sebuah isu. Bagaimana dengan mahasiswa yang menyertai sesebuah program tanpa memaknai hakikat objektif program itu dibuat?

Adakah silapnya pada sistem atau sikap manusia?

Sekiranya masalah penempatan pelajar ini dapat diselesaikan (misalnya, kesemua pelajar mendapat desa), maka ia akan menjadi butang set semula bagi mahasiswa ini. Kerana mereka akan mulai mempersoalkan untuk apa mereka mengejar merit ini lagi? Desa sudah dapat, apa lagi yang hendak dikejar? Bahkan pelajar sendiri tidak memahami falsafah penting dalam pembangunan merit pelajar ini kerana telah jauh terpincang daripada tujuan utama ia dibangunkan. Sebahagian pelajar mungkin sedar, namun rata-rata tidak. Ini yang saya lihat seberapa objektif yang gagal dicapai serta kepincangan matlamat dalam sistem yang ingin dibawa oleh universiti ini. Ini jugalah apa yang dihadapi oleh pendidikan negara kita sekarang, hilang UPSR dan PT3 telah memberi kesan yang besar pada motivasi pelajar-pelajar. Silapnya bukan pada pemansuhannya tetapi pada pola fikir masyarakat kita sendiri. Bahkan ada sahaja negara luar yang tidak mempunyai peperiksaan seawal umur 13 tahun, namun masih mampu melahirkan masyarakat yang membangun serta intelektual. Oleh demikian, saya melihat bahawa menyelesaikan masalah penempatan mahasiswa tidak akan membetulkan nilai falsafah yang telah hilang dalam objektif pembangunan mahasiswa secara menyeluruh dan terus. Sebaliknya ia memerlukan pelan yang komprehensif. Ia masih boleh dibetulkan dan diluruskan semula dengan seberapa langkah yang betul.

Apa yang sudah diperkenalkan oleh USM sebenarnya sudah cukup baik namun masih terdapat beberapa kelompongan yang menyahnilaikan objektif pembangunan pelajar ini sendiri. Sebuah persatuan mampu melakukan beberapa puluh program bodoh (kurang nilai intelek) dengan penulisan yang indah atas kertas kerja demi menjadi ladang merit pelajar mahasiswa.

Sungguh universiti ini telah berjaya menghasilkan pelajar yang berjaya di atas kertas dengan atribut "HEBAT"nya serta nombor-nombor kuantitatif merit yang mereka peroleh.

- hh (10:44 PM, 10/2/2024)
Share:

Sabtu, Januari 13, 2024

The Strong CP problem

The Strong CP problem is a question in particle physics that asks why quantum chromodynamics (QCD) seems to preserve CP-symmetry.

In particle physics, CP stands for the combination of charge conjugation symmetry (C) and parity symmetry (P). According to the current mathematical formulation of quantum chromodynamics, a violation of CP-symmetry in strong interactions could occur. However, no violation of the CP-symmetry has ever been seen in any experiment involving only the strong interaction.

As there is no known reason in QCD for it to necessarily be conserved, this is a “fine-tuning” problem known as the strong CP problem. The strong CP problem is sometimes regarded as an unsolved problem in physics, and has been referred to as "the most underrated puzzle in all of physics".

There are several proposed solutions to solve the strong CP problem. The most well-known is the Peccei–Quinn theory, involving new pseudoscalar particles called axions. In essence, the strong CP problem is a discrepancy between the theoretical predictions of the Standard Model of particle physics and experimental observations.

Share:

Khamis, Januari 11, 2024

Relativiti Ketika Sahabatku Mengajak Berlari

Aku percaya setiap insan memiliki keistimewaan tersendiri yang mampu menyampaikan manfaat dengan cara uniknya. Namun, tidak dinafikan ada cara yang lebih unggul atau kurang berbanding yang lain. Oleh itu, keperluan kita untuk menuntut ilmu adalah demi mendapatkan kaedah terbaik dalam menyebarkan dakwah atau manfaat kepada orang sekeliling.

Ada seorang sahabatku, yang perilakunya kadangkala kurang disenangi oleh orang lain. Guraunya sering tidak diterima, tindakannya kadang-kadang mengguris hati. Namun, yang tidak termasuk dalam kategori "orang lain" adalah sahabat-sahabat yang benar-benar memahami dirinya. Orang seperti ini, perlu didekati untuk mengenali isi hatinya yang sebenar. Apa yang disangka buruk itu, akhirnya menjernihkan sangkaan buruk kita. Begitulah sepatutnya kita berpendirian, sentiasa mencari kebaikan dalam diri orang lain meskipun keburukan mereka sering terlihat di mata kita.

Pada suatu petang, kami berlari di trek universiti.

Kita mula dengan jalan perlahan dulu. Sampai 'sana' kita laju sikit,” ujar sahabatku sambil menunjuk arah trek.

Sebagai orang biasa, berlari sedikit laju pada permulaan diperlukan untuk mendapatkan pace yang tinggi ketika direkod ke dalam aplikasi. Namun, lebih baik jika kita mengambil kira selang jarak. Di mana pace pada permulaan itu tidak dikira tetapi mula diambil kira pada selang jarak tertentu.

Selalunya mereka yang berlari laju pada permulaan, akan pancit awal dan tidak dapat berjalan jauh,” ujar sahabatku sambil kami berjalan.

Aku tidak berkata apa-apa, kerana sudah maklum tentang fakta itu. Aku menambah, “Jadi, kalau kita tingkatkan pace perlahan-lahan, kita dapat bertahan lebih lama.”

Hal ini secara keseluruhan mengubah pandanganku terhadap pengurusan hidup jangka panjang. Jika aku melakukan semua perubahan dalam jangka masa terdekat, aku akan menjadi seperti pelari yang mula memecut awal dan pancit seketika dalam jarak yang dekat. Tekanan emosi akan meningkat dan motivasi diri akan merudum.

Sahabatku ini pernah berkata dia tidak pandai dalam akademik, tidak menjangka dapat memasuki universiti ternama ini. Namun, aku tidak melihatnya sebagai seorang yang berkekurangan. Dia hanya memiliki kelebihan yang tidak disedari oleh orang lain, dan mungkin juga oleh dirinya sendiri. Aku sentiasa mencari kelebihan dalam diri seseorang yang menjadi asbab dia memasuki universiti ini, meskipun keputusan akademiknya tidak cemerlang. Kerana itu, aku yakin bahawa setiap manusia memiliki kelebihan dan cara pemikiran tersendiri.

Ini hanyalah sudut pandangku, relatif kepadaku. Asbab dia, aku dapat menambahbaik pengurusan hidupku untuk tahun ini dengan lebih baik. Dia tidak mengetahui itu, namun ia adalah aplikasi atau sudut pandang terbaik yang aku pegang buat masa sekarang.

Terima kasih sahabat!

- hh

Share:

Jumaat, Januari 05, 2024

How electron behave in a solid material?

Electrons can behave in a solid material, such as a metal or a semiconductor. Electrons are tiny particles that have a negative electric charge and can move around in a material. The way that electrons move affects the properties of the material, such as its conductivity, resistance, magnetism, and so on.

To understand how electrons move in a solid, we need to consider two things:
- The potential energy
- The wave function of the electrons.

The potential energy is the energy that an electron has due to its position in the material. The wave function is a mathematical function that describes the probability of finding an electron in a certain position and with a certain momentum. The potential energy and the wave function are related by a mathematical equation called the Schrödinger equation, which is the basic equation of quantum mechanics.

The potential energy of an electron in a solid is not constant but varies periodically according to the arrangement of the atoms in the material. The atoms form a regular pattern called a crystal lattice, and the potential energy of an electron depends on how close or far it is from the nuclei of the atoms. The potential energy is lower when the electron is closer to the nuclei, and higher when it is farther away. The potential energy also repeats itself after a certain distance, called the lattice constant, which is the length of the smallest unit of the crystal lattice.

The wave function of an electron in a solid is also not simple, but a complex function that has both amplitude and phase. The amplitude is the height of the wave function, and the phase is the angle of the wave function. The amplitude and the phase of the wave function depend on the position and the momentum of the electron. The wave function also has a property called periodicity, which means that it repeats itself after a certain distance, called the wavelength. The wavelength is related to the momentum of the electron by a mathematical formula called the de Broglie relation.

The problem of finding the wave function and the potential energy of an electron in a solid is very difficult to solve exactly because the potential energy is very complicated and the wave function is very large. Therefore, physicists use different models and approximations to simplify the problem and get some useful results. The web page that you are viewing introduces four models that are commonly used to study the electrons in a solid: the free electron model, the nearly free electron model, the Kronig-Penney model, and the effective mass model. I will briefly explain each of these models and their main results.

The free electron model is the simplest model, which assumes that the potential energy of an electron in a solid is zero everywhere. This means that the electron is free to move in any direction and at any speed, without any interaction with the atoms in the material. The wave function of a free electron is a plane wave, which is a wave that has a constant amplitude and a constant phase. The plane wave has a wave number, which is the inverse of the wavelength, and a wave vector, which is a vector that points in the direction of the wave propagation. The wave number and the wave vector are related to the momentum and the energy of the electron by the de Broglie relation and the kinetic energy formula.

The free electron model can explain some basic properties of metals, such as the electrical conductivity, the heat capacity, and the Fermi energy. The Fermi energy is the highest energy that an electron can have in a metal at absolute zero temperature. The free electron model cannot explain some other properties of metals, such as the band structure, the band gap, and the effective mass. The band structure is the relationship between the energy and the wave number of the electrons in a solid. The band gap is the region of energy where no electrons can exist in a solid. The effective mass is the apparent mass of an electron in a solid, which may be different from its actual mass.

The nearly free electron model is a more realistic model, which assumes that the potential energy of an electron in a solid is zero everywhere, except at some points where it is very high. These points are called the Bragg planes, and they correspond to the planes of atoms in the crystal lattice. The Bragg planes act as barriers that reflect some of the electrons and transmit some of the electrons. The wave function of a nearly free electron is a superposition of two plane waves, one that is moving forward and one that is moving backward. The superposition of two plane waves creates a standing wave, which is a wave that has a variable amplitude and a constant phase. The standing wave has a wave number, which is the inverse of the wavelength, and a wave vector, which is a vector that points in the direction of the average wave propagation. The wave number and the wave vector are related to the momentum and the energy of the electron by the de Broglie relation and the kinetic energy formula.

The nearly free electron model can explain some properties of metals that the free electron model cannot, such as the band structure, the band gap, and the effective mass. The nearly free electron model shows that the energy of the electrons in a solid is not continuous, but discrete and that there are regions of energy where no electrons can exist. These regions are called band gaps, and they occur when the wave number of the electrons is equal to the wave number of the Bragg planes. The band gaps separate the regions of energy where the electrons can exist, which are called the energy bands. The energy bands have different widths and shapes, depending on the strength and the periodicity of the potential energy. The effective mass of the electrons in a solid is not constant but varies according to the curvature of the energy bands. The effective mass of the electrons affects their acceleration and mobility in a solid.

The Kronig-Penney model is a simplified model, which assumes that the potential energy of an electron in a solid is periodic and consists of a series of square wells separated by barriers. The square well is a region of space where the potential energy is constant and low, and the barrier is a region of space where the potential energy is constant and high. The width of the square well is equal to the width of the barrier, and the period of the potential energy is equal to the lattice constant. The wave function of an electron in a Kronig-Penney model is a piecewise function, which has different forms in the square well and in the barrier. The wave function in the square well is a sinusoidal function, which has a variable amplitude and a variable phase. The wave function in the barrier is an exponential function, which has a decreasing amplitude and a constant phase. The wave function in the Kronig-Penney model has to satisfy some boundary conditions, which are the rules that the wave function has to follow at the edges of the square well and the barrier. The boundary conditions ensure that the wave function is continuous and smooth everywhere.

The Kronig-Penney model can explain the same properties of metals as the nearly free electron model, such as the band structure, the band gap, and the effective mass. The Kronig-Penney model can also derive a mathematical equation that relates the wave number and the energy of the electrons in a solid, which is called the characteristic equation. The characteristic equation is a transcendental equation, which means that it cannot be solved algebraically, but only numerically or graphically. The characteristic equation has a real solution for the wave number only when the cosine of the wave number times the lattice constant is between -1 and +1. This condition ensures that the electron has a permissible energy in the solid and that there is a band gap between the energy bands. The condition also determines the width of the energy bands and the size of the band gaps, which depend on the ratio of the mass of the electron, the height of the barrier, and the wave number of the electron in the square well.

The effective mass model is a general model, which assumes that the potential energy of an electron in a solid is periodic and arbitrary. The effective mass model does not specify the exact form of the potential energy or the wave function of the electron, but only uses some properties of the energy bands and the wave number of the electron. The effective mass model can approximate the behavior of the electron in a solid by using a simple equation, which is called the effective mass equation. The effective mass equation is similar to the kinetic energy formula, but it replaces the actual mass of the electron with the effective mass of the electron, and it replaces the actual momentum of the electron with the reduced Planck constant times the wave vector of the electron. The effective mass equation can be used to calculate the energy of the electron in a solid, given the effective mass and the wave vector of the electron.

The effective mass model can explain some properties of solids that the other models cannot, such as the transport properties, the optical properties, and the magnetic properties.

The transport properties are the properties that describe how the electrons move in a solid when they are subjected to an external force, such as an electric field or a magnetic field. The transport properties depend on the effective mass of the electrons, which affects their acceleration and mobility in a solid. For example, the electrical conductivity of a solid is proportional to the inverse of the effective mass of the electrons, which means that the lower the effective mass, the higher the conductivity. The effective mass of the electrons can vary depending on the direction and the magnitude of the applied force, which can lead to phenomena such as anisotropy and nonlinearity.

The optical properties are the properties that describe how the electrons interact with light in a solid, such as the absorption, the reflection, and the emission of light. The optical properties depend on the energy gap between the valence band and the conduction band, which are the highest occupied and the lowest unoccupied energy bands of the electrons in a solid. The energy gap determines the minimum amount of energy that a photon of light needs to have to excite an electron from the valence band to the conduction band, or vice versa. The energy gap also determines the wavelength of the light that is absorbed or emitted by the solid, which can be used to identify the type and the state of the solid. For example, the color of a solid is related to the energy gap of the electrons, which means that the different colors of the same material can indicate different levels of doping or impurities.

The magnetic properties are the properties that describe how the electrons generate and respond to magnetic fields in a solid, such as the magnetization, the susceptibility, and the Hall effect. The magnetic properties depend on the spin of the electrons, which is a quantum mechanical property that gives the electrons a magnetic moment. The spin of the electrons can align or oppose the external magnetic field, depending on the energy and the temperature of the solid. The spin of the electrons can also interact with each other, creating different types of magnetic order, such as ferromagnetism, antiferromagnetism, or paramagnetism. The magnetic properties of a solid can be used to store, manipulate, and transmit information, which is the basis of spintronics.
Share: